Istilah taqarrub sebenarnya seakar dengan kata karib. Kawan karib. Kawan yang dekat dengan diri kita. Kata teman saya, Dia punya banyak teman dan kenalan. Tapi yang terhitung sahabat karib hanya beberapa orang. Kawan karib biasanya sangat mengerti kita dan begitu juga sebaliknya.
Kata orang bijak, jika anda ingin mengenal seseorang, maka lihatlah sahabatnya. Soal pertemanan itu konon hasil dari pancaran diri manusia. Jika dia baik maka dia akan bertemu dengan lingkaran lingkaran pertemuan yang baik pula.
Seorang teman bertanya, bagaimana dirinya agar dapat jodoh teman hidup yang baik, jika ada, dimana dan siapa dia? Menurut saya, teman baik ataupun jodoh yang baik tidak dapat dicari diluar diri dengan mencarinya diluar sana, tetapi persiapkan diri melakukan hal hal kebaikan tanpa ada niatan apapun kecuali kebaikan itu sendiri. Dengan begitu kita akan menjumpai orang orang yang sama yang melakukan kebaikan. Bukan kah kita mengenal lingkaran lingkaran itu dalam setiap perjumpaan?
Kalau disana ada lingkaran setan, kan mestinya ada juga lingkaran lingkaran malaikat.
Setiap kata ada persamaan dengan kata lain. Begitu juga nilai dan makna.
Silahkan ketik satu kata saja di google search maka anda akan disodorkan ribuan kata yang anda maksud. Ketika kita klik satu link, maka di website tersebut biasanya akan menawarkan link lain yang berhubungan dengan website yang kita buka itu. Mungkin itu analogi saya soal lingkaran perjumpaan dan pertemuan hidup. Sebuah lingkaran maha besar tawaf jagat raya.
Istilah taqarrub yang biasanya kita mengerti maknanya adalah taqarrub illah. Mendekatkan diri dengan Allah. Sementara ini yang saya pahami adalah mendekatkan diri dengan apa yang berhubungan dengan Allah. Kalau Allah Maha Rahman dan Rahim. Maka mustahil kita dekat dengan Allah kalau tidak menjadi pengasih dengan orang lain dan alam sekitar. juga mustahil rasanya bisa dekat kalau tidak penyayang dengan orang lain dan kepada siapapun yang kita jumpai . Kalau Allah punya tutur bahasa yang lembut kepada makhluknya dalam bahasa al Quran itu sementara kita sehari hari berbahasa kasar kepada siapapun, mungkin saja Allah juga enggan untuk menjadi karib kita. Allah Maha Pemaaf, Allah Maha Penolong, Allah Maha Sabar, Allah Maha Pengampun, Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Suci... Dan masih banyak lagi kebaikan yang Allah perbuat yang tidak akan saya dapat hitung jumlahnya..
Dekat dekatlah dengan sifat itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar