Oleh karena kurang jalan kaki akibat manja dengan kendaraan tadi, akhirnya tepat tiga hari sebelum pendakian saya berpikir mesti warming up. Melakukan pemanasan sebelum pergi. Sekalian beli celana gunung, sepatu, sarung tangan, kaos kaki, kupluk dan beberapa keperluan lain akhirnya saya memutuskan beli itu semua sambil warming up ke pasar senen dengan berjalan kaki.
Sambil menyusuri gang gang dan jalan raya serta terik matahari yang sangat menyengat itu akhirnya sukses mampir di tukang es kelapa muda di pasar senen. Kaki mulai terasa pegel pegel, apalagi tulang selangkangan saya yang lumayan terasa nyeri. Kalau tidak ingat bahwa perjalanan besok lusa memakan waktu 8 jam lebih dan mendaki pula mungkin sudah saya putuskan pulang dan naik taksi saja. Perjalanan warming up harus segera dilanjutkan! Ini baru 2 jam berjalan yang mendatar dengan banyak pilihan warung dan tukang es, sementara digunung besok lusa menyusuri hutan belantara tanpa saya temui indomaret, alfamart apalagi sevel dengan gelas besar es juicenya. Okey! Saya yakinkan pikiran saya bahwa semua warung dan tukang es yang saya lihat adalah jajaran pohon dihutan gunung.
Di daerah pasar senen sengaja saya ulur ulur waktu supaya agak lebih lama berjalan kaki. Kalau perlu jangan sampai berhenti duduk, kecuali saya memang mendapati toko yang menjual apa yang saya butuhkan. Itupun saya anggap pos pemberhentian pendaki atau shelter. Jadi warming up ini saya berhenti di shelter pasar poncol, shelter stasiun senen, shelter pasar senen lama, shelter mall atrium senen. Mungkin saya benar benar tawaf di kecamatan senen karena memang sengaja saya kelilingi semua pelosoknya.
Setelah semua barang saya dapatkan dan jarum jam menunjukkan pukul 14.00 yang artinya saya sudah berjalan kaki lebih dari 3 jam. Akhirnya saya memutuskan pulang dengan berjalan kaki juga. Hampir saja, lambaian tangan tukang ojek yang memanggil menawarkan jasa tumpangan ke rumah membuat saya tergiur. Tetapi tidak! Itu adalah lambaian dahan pohon hutan yang ditiup angin. Saya sedang menuju shelter berikutnya. Shelter terakhir yaitu rumah yang tersedia air gunung yang dingin berasal dari kulkas..
Setelah semua barang saya dapatkan dan jarum jam menunjukkan pukul 14.00 yang artinya saya sudah berjalan kaki lebih dari 3 jam. Akhirnya saya memutuskan pulang dengan berjalan kaki juga. Hampir saja, lambaian tangan tukang ojek yang memanggil menawarkan jasa tumpangan ke rumah membuat saya tergiur. Tetapi tidak! Itu adalah lambaian dahan pohon hutan yang ditiup angin. Saya sedang menuju shelter berikutnya. Shelter terakhir yaitu rumah yang tersedia air gunung yang dingin berasal dari kulkas..
Dalam perjalanan ke rumah, selangkangan saya tambah nyeri dan agak kaku di gerakkan. Dan astagaa!! Telapak kaki kanan saya mulai membesar dan panas. Ini pasti bengkak lantaran cara memakai sandal yang tidak benar. Tali sandal yang harusnya saya kaitkan justru saya injak selama perjalanan warming up. Perjalanan ke shelter terakhir masih jauh. Dan ini belum benar benar mendaki gunung. Tapi apa jadinya kalau terus membengkak sementara persiapan keperluan sudah dibeli semua kecuali perbekalan makanan.. Akhirnya saya ciptakan sendiri pos bayangan diwarung penjual es jeruk. Sebentar istirahat disitu kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah dengan selamat.. Aaaakk!! Nyampe rumah juga!
Bersambung..
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar