Page

Kamis, 19 Januari 2012

Mazhab Tarekat



Seorang Kyai di salah satu pesantren di daerah Kediri berbicara pada pertemuan siang didepan para santri senior. Ia mengatakan bahwa kalau ada seseorang ingin berangkat ke Jakarta dengan mengendarai gerbong kereta, berarti ia sama dengan ber Islam dengan menganut salah satu madzhab. Untuk orang seperti kita, lebih baik naik rombongan gerbong saja daripada pusing sendiri memilih lewat arah mana menuju jakarta. Apalagi tidak cukup punya ilmu untuk kenal arah mana dan lewat mana ke jakarta itu.

Istilah madzhab yang asal katanya adalah zahaba bermakna pergi. Maka mazhab dapat diartikan sebagai tempat tujuan pergi. Sepertinya cocok sekali perumpamaan yang dipakai oleh sang kyai untuk menggambarkan kata tsb. Kata ini memang sangat populer untuk aliran fiqhiyah. Dimana fiqih adalah salah satu ruang dalam islam yang berbicara tentang hukum syariat beserta tata cara ibadah. Baik ibadah sosial maupun ibadah personal hamba kepada Tuhannya.

Ada istilah lain dalam islam yang tidak kalah populernya dengan kata Mazhab. Yaitu istilah tarekat. Asli kata ini  berbunyi thariqah atau thariq yang bermakna tata cara atau jalan. Sebenarnya kata syariat juga bermakna jalan. Meski kata syariat berbeda makna pada bentuk jalan yang lebih besar dari thariq. Seperti perbandingan jalan utama dalam kota atau disebut jalan raya dan jalan di pedesaan.  Dimana ukurannyalah yang berbeda. Jalan raya lebih besar, lebar dan ramai sementara jalan pedesaan lebih kecil dan cenderung sepi.

"Setiap orang pasti bersyariat dan belum tentu semua yang bersyariat itu juga bertarekat.."  Saya sering dengar kata ini.

Lalu apakah tarekat?

Kata teman saya, " Anda tidak mungkin melukiskan apa yang dibicarakan tarekat terkecuali anda seorang pelaku didalamnya.. Bagaimana mungkin seorang hamba sahaya dapat dikasihi oleh tuannya dapat dilukiskan dengan kata kata. Ini urusan rasa dan akhlak. Dimana norma, nilai, juga semacam rasa takut, cemburu, jatuh cinta, rindu tidak dapat dirumuskan oleh suatu hukum dan aturan.  Meskipun bisa, tetap saja anda harus mencicipi rasa sambel untuk tau rasanya.
Maka yang dibicarakan dalam hal tarekat ini adalah panduan untuk menemukan partikel sambel, ramuan apa saja yang diperlukan, alatnya, berapa dosis dari cabai dan jenisnya serta cara mengaduknya hingga menjadi satu kesatuan utuh sampai partikel tersebut sudah dapat dikatakan sambel. Silahkan anda ceritakan rasanya.." 

Menurut saya, istilah tarekat sebenarnya sama maknanya dengan kata mazhab tadi. Ketika seseorang merasakan salah, kerinduan, cinta kasih terhadap sesuatu, selalu saja orang itu dapat melampiaskan perasaannya terhadap apa yang dirasakan. Mereka punya cara tersendiri untuk memanage rasa. Nah.. Cara orang orang inilah yang  diikuti banyak orang dikemudian hari.
Tidak heran kedua istilah tersebut selalu diikuti nama seseorang dibelakangnya. Seperti mazhab imam syafi'i, hambali, hanafi dan maliki. Atau tarekat naqhsabandy, sadzali dst.. Tidak suatu hal yang mustahil apabila anda mempunyai cara pengungkapan rasa atau memiliki sebidang ilmu yang kemudian cara cara anda juga diikuti orang lain pada suatu saat nanti. Asalkan.. Anda benar benar menuju Jakarta dan sudah sampai disana dengan cara yang baik..

1 komentar:

ASSGFG mengatakan...

Pertamax Gan...