Page

Senin, 10 Juni 2013

Kyai Sholeh..





Kyai Sholeh tergolong Kyai yang biasa biasa saja. Penampilannya sangat sederhana. Tidak satupun aksesoris yang ia kenakan di kehidupannya sehari hari yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang Kyai.  Jangankan disebut Kyai, dipanggil sebagai Ustad saja tidak.
Masyarakat sekitar hanya mengenal Kyai Sholeh sebagai seorang yang baik. Tidak punya pekerjaan tetap. Terkadang menjadi kuli bangunan. terkadang menjadi buruh tani,. Terkadang berdagang beras saat panen tiba. Itupun diajak orang lain atau karena dipinjamkan modal untuk berdagang dalam jangka waktu pendek atau musiman. 
Yang menganggap ia seorang Kyai hanya beberapa orang saja. Itupun tidak semuanya dari mereka berasal dari desa tempat ia tinggal. Kedatangan para 'santri' Kyai Sholeh awalnya membuat warga saling bertanya. Kok Pak Sholeh yang dikenal orang biasa itu hampir tiap minggu kedatangan tamu? Oh mungkin itu kenalan Pak Sholeh ketika ia berdagang. Mungkin mau kerjasama atau menitipkan modal untuk usaha. Kata Mas Yono tetangganya. 

Tetapi tidak bagi Sirun. Seorang pegawai swasta yang sudah lama mengenal Kyai Sholeh. Ia termasuk orang yang menganggap Pak Sholeh adalah seorang Kyai. Bahkan Sirun sudah menganggap Kyai Sholeh sebagai orang tuanya sendiri. Ia menyatakan diri sebagai santri Kyai Sholeh sejak pertama kali diperkenalkan oleh teman kuliahnya dulu yang bernama Agam.

Sirun yang sudah lama kenal dan hampir hafal kehidupan Kyai Sholeh itu juga sudah hafal betul siapa yang menemui Kyai Sholeh dan orang yang akan menemui Kyai Sholeh. Bukan hafal persis orangnya, tapi hafal  dengan jawaban orang itu ketika Kyai Sholeh bertanya saat pertemuan pertama dengan mereka yang datang.
 

" Bapak mau bertanya, sebelum kesini dan bertemu dengan saya, kira kira kamu mimpi apa yang kamu ingat betul sampai sekarang? Jangan malu untuk menjawabnya ya nak.. "

Pertanyaan itulah yang sering ditanyakan Kyai Sholeh kepada siapa yang datang ke rumahnya. Sirun awalnya bertanya dalam hati, kenapa setiap orang yang datang ke Kyai selalu ditanyai dengan pertanyaan itu? Dan anehnya, jawaban semua orang yang datang dengan keperluan yang beragam itu akan bercerita dengan jawaban yang sama. Bagaimana caranya Kyai Sholeh dapat mengumpulkan mereka yang datang bukan hanya dari desa sini bahkan yang sebelumnya tidak mengenal Kyai Sholeh dapat pertanyaan dan akan dijawab dengan jawaban yang sama.   

Tiba tiba ketika Sirun asik berbincang bincang dengan Kyai Sholeh, muncul seorang pemuda yang sepertinya datang dari jauh kemudian memberi salam.
Selesai dipersilahkan masuk dan bergabung dalam perbincangan dan sedikit basa basi ia perkenalkan dirinya bernama Shodiq. Katanya ia dapat rekomendasi dari temannya untuk menemui kyai sholeh. 

Shodiq yang disarankan temannya itu meminta nasehat kepada Kyai Sholeh seputar kehidupannya sehari hari. Katanya ia diberi rejeki yang cukup, tapi ia kurang dapat menikmatinya lantaran terlalu padat skejul bisnisnya. Selalu saja datang hal yang tidak diinginkan yang kemudian berakhir pada kekecewaan.
 
"Mungkin karena kamu banyak berharap.. " kata Kyai

" Betul. Memang itu yang sengaja kami buat sebagai target pencapaian bisnis Kyai.. Siang malam saya hanya memikirkan meeting besok dan segala macam rencana.."

"Mungkin karena berharap yang semuanya berasal dari otak fikiran kamu sehingga kamu kosong dan tidak dapat menikmati itu semua.."

" Maksudnya kyai? "

" Kamu tau angka 9 ? " Kyai malah balik bertanya.

" Tau kyai.. Kami memang berkutat seputar angka angka diatas kertas.."

" Coba kamu perhatikan angka itu? "

" Iya Kyai.. Angka sembilan."

" Angka 9 adalah dirimu, angka 9 adalah manusia, manusia yang sempurna. Angka itu di bagian garis atasnya ada bulatan seperti angka nol. Dibawahnya ada garis berupa angka 1 . Apalagi bila tertulis angka arab." 

" Maksudnya kyai? "

" Angka nol yang ada di bagian atas itu adalah kepalamu yang bulat itu. Apa yang keluar dari kepalamu sejatinya adalah kekosongan saja bila tanpa disertakan angka yang hidup. Angka 1 yang dibagian bawah. Itu angkat tauhid. Ahad. Angka 1 yang bengkok pada angka 9 itu merupakan bentuk yuwahid. Ia yang Ahad berdiri sendiri kemudian yuwahid itu menyatu dalam dirimu. Bentuk Yuwahid itu seperti Dia meraih hatimu dan menyertakan kamu dalam ke Esaan nya. "

" Tapi kan bentuk manusia ada tangan dan kaki kyai? Tidak mirip dengan bentuk angka 9 yang Kyai gambarkan? "

" Betul.. Tetapi kamu masih bisa hidup tanpa tanganmu, tanpa kakimu. Kan kamu pernah melihat ada orang yang tanpa tangan dan kaki seperti itu. Tapi tidak akan hidup jika manusia dipenggal kepalanya. Atau kepala saja tanpa badannya.. "  

" Jadi saya harus menyertakan hati saya kapanpun Kyai? "

" Betul.. Sebagai bentuk manunggalingnya manusia. Manunggal bahwa ia selalu menyertakan Allah dalam setiap niat dan perbuatannya. Kemudian naik dalam rasionalitas segala tindakanmu dalam kehidupan sehari hari. Jadilah Allah sebagai dasar niatan kerja apapun..!! " 

" Saya mengerti kyai.. Selama ini hanya mengenal angka dalam bentuk untung dan rugi.." 

" Belum lagi ketika kamu menunaikan shalat. Disitu manusia bertasbih ketika rukuk 3 kali. Bertasbih ketika sujud pertama 3 kali . Bertasbih pada sujud kedua juga 3 kali. Maka total mensucikan Allah dalam satu rakaat adalah 9 kali bila dijumlah semuanya.

" Belum lagi bilangan rakaat yang ditetapkan itu 2 rakaat pada subuh, 3 rakaat pada maghrib dan 4 rakaat pada dzuhur , ashar dan isya. Bila dijumlah semuanya menjadi 9 angkanya. "

" Belum lagi pada syahadat yang dijumlahkan seluruhnya jika lengkap menunaikan shalat 5 maktu maka seluruhnya 9 kali syahadat.
Silahkan kamu hitung sendiri.."  

" Bahwa shalat itu harus ditunaikan kepada Allah, ingat! Secara tunai bukan ditunda tunda agar semuanya tidak mengurangi kesempurnaan.." 

Sementara Kyai Shaleh masih terus berbicara tentang makna shalat yang kemudian dilanjutkan ke makna hidup sehari hari, Sirun masih duduk menyimak dengan khusuk.. Hingga pada akhirnya Kyai Sholeh bertanya kepada Shadiq..

" Bapak sebenarnya dari tadi mau bertanya, sebelum kesini dan bertemu dengan saya, Kira kira kamu mimpi apa yang kamu ingat betul sampai sekarang? Jangan malu untuk menjawabnya nak? "

Shadiq sedikit gugup kemudian menjawab.. Dulu saya pernah bermimpi ketemu dengan Nabi Muhammad Rasulullah Kyai.. 

Tidak ada komentar: