Kaki masih bengkak setelah nunggu 2 hari, sementara jadwal warming up sesi 2 dengan skejul jalan dan lari keliling lapangan stadion batal dilaksanakan, walhasil saya hanya dapat sepuluh putaran lapangan catur saja dirumah, tepatnya merenggangkan otot otot yang mulai kaku dan sedikit nyeri di telapak kaki kanan sementara besok sudah harus berangkat. Saya olesi obat apa saja demi kesembuhan kaki.
Sempet ngabari @taufiktoink selaku ketua acara pendakian kalau kaki saya bengkak. Siapa tau disiapkan tandu khusus buat saya disana. Laksana raja yang di tandu menuju medan perang. Dan semua yang gotong dan yang ikut adalah prajurit pengikut setia saya. Mereka sangat hormat kepada saya. Hayyaah! Tapi mention saya di twiter malah dia katakan : entar juga kalo udah di gunung sembuh sendiri bangg.. Sementara saya hanya nyengir saja kalo gitu. Saya kirim sms ke teman teman dekat untuk di doakan supaya selamat dalam perjalan pergi dan kembali ke rumah. Karena saya pikir konyol juga kalo sampe cedera kaki saat mendaki kemudian ditinggal teman teman, menginap di hutan sendirian dan sedikit demi sedikit habis perbekalan makanan saya.
Kemudian makan daun dan minum air hujan yang pada akhirnya mati juga . Sungguh teramat mengerikan mati dengan keadaan seperti itu.
Tepat sore hari menjelang malam semua persediaan sudah siap dibawa. Sebelum keluar rumah tidak lupa foto foto dulu dengan lengkap tas yang sudah terpasang dipunggung saya. Piknik ke gunung segera di laksanakan! Bengkak telapak kaki saya sudah mengecil mungkin lantaran kalah besar dengan semangat saya. Semangat petualang newbie of the year.. Sepatu baru, celana baru, kaos juga baru dengan tas yang keren walau boleh minjam. Sayangnya gak ada satupun wanita cantik yang tanya, mau kemana mas? Andai ditanya begitu saya sudah pasti menjawab dengan semangat naik gunung mbak.. Biasa nih pencinta alam.. Ngok! Dalam hati saya. Tapi jangan jangan dalam hati wanita wanita cantik dalam bis transjakarta itu hanya komentar, ribet bener ni masnya, banyak barang begitu, mungkin abis dagang atau pulang kampung ke desanya sana.. Ah saya senyum senyum saja. Sambil membayangkan bahwa saya sudah diatas gunung gede - pangrango dengan gagahnya, memandang lautan hamparan dataran kota sukabumi, bogor dan cianjur. Tentunya awan yang bertebaran mengelilingi punak dimana saya berdiri menantang langit.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar