Page

Kamis, 23 Mei 2013

Ketika Tuhan Berbahasa






Ibarat Berlian, al Quran adalah pancaran cahaya ke segala arah. Dari manapun posisi kita melihatnya disitu ada cahaya yang memancar ke arah kita. Dan tentu saja orang lain yang memandangnya, ia juga mendapat cahaya yang serupa dari alQur'an tadi. Asal dia mengarahkan wajahnya ke arah alQur’an.
Dalam syair Tombo Ati yang kita dengar bahwa dari lima obat hati, urutan  yang pertama adalah membaca alQur’an dengan maknanya. Perihal memaknai alQur’an boleh dibedah dari segi tarjamah tanpa tafsir, karena alQuran diturunkan dengan bahasa manusia yang sederhana yang mudah dimengerti. Boleh juga dengan menyelami makna yang dalam lewat jalur tafsir. Seperti yang kita tau, bahwa ayat alQur’an yang dari dulu ayat dan hurufnya tidak berkurang atau bertambah justru tiap zaman lahir ribuan tafsir yang sangat beragam. Keberagaman yang seolah melahirkan ilmu dan pemahaman baru tanpa ada pertentangan secara mendasar. 


Anda juga boleh mempelajari alQur’an dari segi sastra yang sangat tinggi sehingga lahir darinya beberapa sub judul buku Balaghah. Ilmu kesusastraan bahasa arab. Belum lagi ilmu nahwu dan sharaf yang sangat kaya dari sudut segi perubahan kata dan susunan kalimatnya.
Dari cara membacanya, lahir ilmu tajwid. Tata cara membaca alQur’an yang baik dan benar. Masih banyak lagi dari sudut pandang seni Qira’at yang kemudian menjadi ilmu. Penulisan huruf hurufnya yang juga tidak sedikit jenis kaligrafi beserta filosofisnya. Belum soal isinya dari sudut hukum, sejarah, syari’at, tasawuf, kedokteran, musik, arkeologi, samudera kedalaman hikmah, kebudayaan, pendidikan, teologi sampai apapun dan dari manapun kita memandang, ia mengeluarkan cahaya ilmu yang tak terkira.   
  
Katanya, kalau kamu mau bicara dengan Allah, Maka bacalah al Qur'an.
Sungguh.. Ngobrol dengan makhluk bernama alQur’an itu sangat indah suaranya, susunan kalimatnya sangat tertata dan bermakna. Suara yang keluar darinya berupa keindahan yang tak terbatas. Sampai pada ketika alQur'an mengeluarkan kalimat tentang keburukan semisal soal neraka, ancaman dan adzab yang pedih pun disuarakan dengan kata yang lembut yang membuat diri saya tidak sakit hati karenanya.. 
Sungguh Dia adalah Rab yang tiada tanding. Rab yang seakar dengan kata Tarbiyah. Pendidikan. Sungguh padahal Engkau sedang mendidik kami dengan berkata kata dengan kelembutan yang sangat nyata. padahal Engkau sedang  berbicara dengan hamba hambamu. Padahal Engkau adalah Tuhan penguasa yang Maha Agung dengan bahasa yang Maha Santun dan Maha Agung..   

Senin, 20 Mei 2013

Prolog Catatan Harian





Sengaja saya bikin label baru dalam blog ini dengan tema Catatan Harian. Entah kemudian hari akan saya tulis tentang apa. Yang pasti tentang apa saja yang terlintas dalam benak saya. Kemudian saya tulis. 

Dalam otak saya bahwa apa yang terlintas selalu berjuta macam. Sepertinya ada dunia khayal yang tidak pernah terputus. terus mengalir begitu saja meski tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang dilakukan. Ia selalu aktif. Dari hal yang baik sampai baik banget. Yang buruk juga tidak kalah menarik liarnya.
Tidak jarang apa yang tiba tiba muncul dari balik benak saya ini membuat saya mendadak semangat. Lalu berhenti dan hilang begitu saja berganti dengan khayal yang lain setelah suatu objek pandangan mata mengganggu khayalan yang sebelumnya yang kemudian lahir khayalan baru.


Intinya saya mencoba mengingat sedikit apa yang terlintas itu. Tidak cocok memang ketika halaman ini saya beri judul catatan harian. Karena ternyata hari hari yang saya lalui ada dua hal. Pertama, Harian yang mungkin orang lain juga mengerti apa yang saya lakukan kemudian mencatatnya sebagai perjalanan hidup saya. Kedua, Harian yang sebenarnya sangat cepat melampaui gerak saya sendiri, teman diskusi sangat pribadi sekaligus musuh  yang tidak pernah absen dalam hidup saya. Entah apa namanya. Mungkin kadang saya menamakan itu nurani atau bisikan bisikan meski kadang tidak hanya suara, tapi juga apa yang saya lihat. Tentu saja anda tidak pernah akan lihat apa yang saya lihat secara persis. Lha semua itu adalah khayalan saya saja.  


Catatan harian yang kedua tidak mampu saya tulis semuanya karena saking banyaknya. Permenit bahkan perdetik. Tapi tidak mungkin juga saya kasih label catatan menitan atau catatan jam an. Cukup dengan judul "catatan harian" biar mafhum kayak orang lain menulis.
Seperti halnya anda mengendarai mobil sambil menikmati macetnya Jakarta senin pagi kemudian anda menyetel siaran radio. Suara radio itu seperti sinyal dalam otak saya tadi. Kadang penting, kadang tidak penting, kadang gemeresek tidak jelas. Mudah mudahan apa yang ditulis berkat sinyal radio otak saya apa yang memang enak didengar saja. Tapi kan bisa jadi apa yang menurut saya enak tapi tidak enak menurut anda.. Toh anda juga punya radio bahkan televisi khayalan yang tidak mungkin saya tau..

Sabtu, 18 Mei 2013

Dzalim





Bila suatu hari kami melihat langit tiba tiba hujan sangat deras dengan sambaran petir yang menggelegar. apalagi bersamaan dengan itu hujan ribuan katak entah dari mana asalnya, apakah ada kesempatan untuk menuduh kejadian mengerikan itu adalah Engkau telah dzalim kepada kami? Sebagian orang dari kami menyangka bahwa itu adalah ujian bagi kami, karena akibat dari semua itu adalah tenggelam rumah kami, roboh hati kami karena bencana. Musibah terdahsyat yang kami alami.

Bila suatu hari kami keluar rumah dengan niat buruk kemudian terancang dalam otak dan fikiran kami struktur rencana rencana menguasai orang lain demi kepuasan merampas harta dan martabat orang lain. Dan kemudian cara mengendarai kendaraan kami melaju sangat cepat tanpa patuh dengan rambu rambu lalu lintas di jalanan. Tanpa ada kontrol keadilan hak hak orang lain karena yang mengendalikan kemudi sebenarnya dalam diri kami adalah nafsu nafsu besar.
Lalu dengan niat jiwa dan cara dengan seperti itu ternyata kami  terjatuh di jalan, menabrak sesuatu sehingga terluka. Apakah yang demikian itu kami masih punya kesempatan di lintasan fikiran kami bahwa kami adalah orang yang terdzalimi? Kami adalah orang orang yang mendapat musibah dari Tuhan? Itu semua adalah ujian yang setelahnya ada kemuliaan? Dan tidak ada sedetik pun kami menganggap itu sejatinya adalah adzab?


mungkin.. adzab terkecil dan paling awal  adalah tidak ada kesanggupan memetakan ruang mana yang disebut ujian, musibah dan adzab personal.. 


Jumat, 17 Mei 2013

Photo Profile II




Lain halnya dengan teman saya, kalau saya sengaja mempersiapkan foto yang direkayasa itu demi untuk menghasilkan imajinasi yang terbaik tentang saya, maka teman saya ini tergolong manusia fotogenic. Dimana hasil jepretan kamera menghasilkan hasil yang bagus tanpa persiapan yang matang. Bahkan dengan jepretan  kamera sederhana sekelas kamera ponsel. 

Mengomentari soal wajah temen saya fotogenic tadi sebenarnya alasan saya untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa ia memang enak dilihat, cantik atau ganteng. Alasan lain lagi adalah bahwa kan ada bentuk kebetulan kebetulan momentum yang terjadi menjadi pas antara harapan dan hasil. Karena memang ada dalam kehidupan saya yang momentumnya adalah 'fotogenic' yang kemudian saya pamer pamer kan ke orang lain.

Misalnya saat saya mengatakan bahwa Fulan tahun besok itu akan menikah dengan si Anu. Kemudian ternyata pada tahun depan ternyata memang betul Fulan berjodoh dengan si Anu. Maka misal momentum 'fotogenic' tadi, benar benar saya umumkan ke orang banyak bahwa kejadian tersebut adalah hasil dari seolah kesaktian saya dalam memfoto kejadian.
Sebenarnya, foto yang pas itu hanyalah bagian yang sangat jarang terjadi. Lebih seringnya justru foto yang hasilnya buram, tidak bagus atau bahkan banyak yang terbakar. Tapi hal itu tidak mungkin saya umumkan ke orang orang. Sudah pastikan saya delete diam diam jangan sampai orang tau. Jangan sampai sisi hitam, sisi buremnya hidup saya diketahui.. Cukup saya yang tau jangan sampai orang lain tau itu.. 

 

Kamis, 16 Mei 2013

Photo Profile I





Kadang saya memandang foto saya sendiri yang sengaja dipasang dibeberapa tempat dirumah, didalam kamar, di album foto kenangan, di nomer kontak blackberry, aplikasi whatapp, twitter apalagi facebook. Foto foto tersebut pastinya sudah melewati beberapa seleksi sampai dipastikan itu adalah gambar  terbaik dari sekian banyak gambar mengenai imajinasi tentang diri saya.
Diantara foto foto tersebut ada yang memang saya persiapkan secara matang sebelumnya. Dimana ada proses panjang dari model pakaian, rambut, tempat studio foto, seleksi ketat setelah beberapa 'take' sampai proses edit dan menentukan hasil cetak yang paling bagus. Soal berapa biaya yang dikeluarkan tidak ada masalah sejauh pada akhirnya saya dapat penilaian  bagus dari siapa yang terhipnotis imajinasinya tentang saya.

Betapa hinanya saya ketika ingat bahwa di foto yang itu sebenarnya saya sukses pura pura tersenyum semanis mungkin. Disamping saya berhasil memenuhi permintaan kolom foto di media sosial facebook. Put your image..  Silahkan isi imajinasi tentang dirimu dalam sebuah gambar.
Pada suatu hari anda menemukan saya ternyata tidak seganteng apa yang saya promosikan lewat foto itu soal belakang. Belum lagi anda menemukan sifat kepribadian saya yang membuat siapapun kecewa karena sangat jauh dari apa yang sudah terlanjur  saya kesankan sebelumnya lewat gambar itu juga persoalan nomer sekian. Toh saya tidak kekurangan akal untuk menipu anda lewat alat bantu lain berupa status status kalimat terbaik saya di twitter, facebook, status blackberry dan beberapa gelar palsu di belakang nama saya..   
Semua itu demi menjaga nama baik saya.. Tapi bukan saya.


Jumat, 10 Mei 2013

Hai Anak Adam..









Sesungguhnya Allah SWT berfirman, 
“Hai anak Adam, Aku sakit tetapi ternyata kamu tidak menjenguk-Ku.” 
 Anak Adam menjawab, “Wahai Rabbku bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?” 
Allah menjawab, “Tidakkah kamu ketahui bahwa hamba-Ku yang bernama Fulan sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya. Tidakkah kamu ketahui, bahwa seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu menjumpai-Ku ada di sisinya? 

Hai anak Adam, Aku meminta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberi-Ku makan.” Anak Adam menjawab, “Wahai Rabb-ku, bagaimana aku memberi-Mu makan, sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”
Allah menjawab, “Tidakkah kamu ketahui bahwa hamba-Ku yang bernama Fulan meminta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberinya makan. Tidakkah kamu ketahui seandainya kamu memberinya makan, niscaya kamu menjumpai (pahala) hal tersebut berada di sisi-Ku. 

Hai anak Adam, aku meminta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberi-Ku minum.” Anak Adam menjawab, “Wahai Rabbku, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”
Allah menjawab, “Hamba-Ku yang bernama Fulan meminta minum kepadamu tetapi kamu tidak memberinya minum, tidakkah kamu ketahui, seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu menjumpai (pahala) hal tersebut berada di sisi-Ku.” (Riwayat Muslim)