Page

Minggu, 09 Juni 2013

Pendakian Gunung Gede 5

 
 
 
Langit yang cerah dan sedikit berawan, sisa mega fajar yang indah disebelah timur serta pemandangan kota dan desa nun jauh dibawah sana mulai tampak yang  sejak semalam diselimuti gelap malam. Aku membuka daypack mengambil kaos seragam dan memakainya untuk lapisan ke dua kaos yang saya kenakan.

Bu kusdi dan anaknya Raihan sudah bersiap siap untuk pendakian. Juga teman teman saya yang lain : Ahmad, Bule, Taufiktoink, Ika, Arifin, Pak Harto, Edoy, Azis dan semua yang berjumlah 29 orang itu sudah berkemas, membongkar dan menata ulang carrier mereka. Sebagian lain ada yang mandi  dan sarapan pagi. Sementara saya tidak melaksanakan ritual pagi hari yaitu mandi,  karena air yang dinginnya mirip air freezer membuat sendi sendi hampir beku. saya  hanya cuci muka saja asal kelihatan ganteng sudah cukup.

Oke!!  semuanya berkumpul briefing dan berdoa.. Ujar @Taufiktoink selaku ketua acara.  Beberapa teman panitia yang lain juga ikut berpesan dan mengingatkan dalam briefing keberangkatan, bahwa perjalanan pendakian kita dilakukan dengan santai dan supaya menikmati perjalanan ini, tidak ada satupun yang membuang sampah sembarangan dan mengotori semua wilayah gunung gede. Semua anggota diharapkan pengertian untuk anggota lain jika ada yang merasa lelah maka jangan malu untuk berhenti istirahat sejenak.

Suasana briefing membuat kita semua bersemangat. Terutama saya yang penasaran dari tadi memandangi sisi gunung yang terlihat jelas. Sementara para pendaki lain terlihat mulai berdatangan dan langsung menuju jalur pendakian. Kami saling sapa ketika berpapasan. Entah mereka datang dari mana asalnya.
Saya memilih ditengah barisan rombongan yang mulai bergerak ke pos pendaftaran yang lokasinya tidak begitu jauh dari tempat kami istirahat tadi. Hati saya tidak berhenti mengucapkan doa dan harapan kelancaran pendakian. Karena saya tidak ingin terlarut larut dalam kegembiraan yang sangat. Sementara teman kami Mange dan 2 teman lain menunggu di pos pendaftaran. sepertinya Mange dapat kabar bahwa satu orang lagi menyusul dari Jakarta dan sedang dalam perjalanan. Jika ia datang bergabung maka genaplah jumlah kami menjadi 30 orang anggota. Teman teman yang menunggu di pos pendaftaran adalah mereka yang sudah berpengalaman mendaki sehingga mereka menjamin dapat menyusul rombongan kami yang berangkat duluan didepan.

Belum lama berjalan mendaki, saya sudah mencopot topi yang saya pakai karena keringat yang mulai menderas mengucur.  Jantung saya sudah memperlihatkan tanda tanda detak yang mulai bergerak cepat. Irama nafas juga keluar masuk dengan ritme bit yang lebih tinggi. Saya berusaha tenang menapaki jalur pendakian yang terus menanjak. Sementara pemandangan hamparan kebun milik warga yang sangat luas itu begitu menggoda kamera ponsel saya. Ini belum satu jam kita berjalan mendaki. Saya berharap ada yang berteriak berhenti minta istirahat sekedar mengambil nafas supaya teratur. Tapi belum juga yang berteriak minta itu.

Kalau yang berteriak minta istirahat itu saya,  pasti teman teman akan meledek saya. Saya diam saja, cukup berbisik berdoa dalam hati kepada Tuhan supaya ada yang minta berhenti sejenak agar saya dapat ikutan istirahat juga.. Walhasil doa saya terkabul, teman salah satu wanita dari kami merasa harus membenarkan posisi carrier yang ia bawa sehingga terpaksa kami berhenti sejenak untuk menunggu sambil istirahat. Kesempatan itu saya langsung gunakan untuk duduk di rerumputan padahal sebenarnya ingin rebahan karena jantung terasa hampir copot. Ini belum satu jam berjalan, saya belum betul betul bisa beradaptasi, mungkin hanya kaget.. Ujar saya dalam hati sambil elus elus dada..
bersambung…

Tidak ada komentar: