Langit yang cerah dan sedikit berawan,
sisa mega fajar yang indah disebelah timur serta pemandangan kota dan
desa nun jauh dibawah sana mulai tampak yang sejak semalam diselimuti
gelap malam. Aku membuka daypack mengambil kaos seragam dan memakainya
untuk lapisan ke dua kaos yang saya kenakan.
Bu kusdi dan anaknya Raihan sudah bersiap
siap untuk pendakian. Juga teman teman saya yang lain : Ahmad, Bule,
Taufiktoink, Ika, Arifin, Pak Harto, Edoy, Azis dan semua yang berjumlah
29 orang itu sudah berkemas, membongkar dan menata ulang carrier
mereka. Sebagian lain ada yang mandi dan sarapan pagi. Sementara saya
tidak melaksanakan ritual pagi hari yaitu mandi, karena air yang
dinginnya mirip air freezer membuat sendi sendi hampir beku. saya hanya
cuci muka saja asal kelihatan ganteng sudah cukup.
Oke!! semuanya berkumpul briefing dan
berdoa.. Ujar @Taufiktoink selaku ketua acara. Beberapa teman panitia
yang lain juga ikut berpesan dan mengingatkan dalam briefing
keberangkatan, bahwa perjalanan pendakian kita dilakukan dengan santai
dan supaya menikmati perjalanan ini, tidak ada satupun yang membuang
sampah sembarangan dan mengotori semua wilayah gunung gede. Semua
anggota diharapkan pengertian untuk anggota lain jika ada yang merasa
lelah maka jangan malu untuk berhenti istirahat sejenak.
Suasana briefing membuat kita semua
bersemangat. Terutama saya yang penasaran dari tadi memandangi sisi
gunung yang terlihat jelas. Sementara para pendaki lain terlihat mulai
berdatangan dan langsung menuju jalur pendakian. Kami saling sapa ketika
berpapasan. Entah mereka datang dari mana asalnya.
Saya memilih ditengah barisan rombongan
yang mulai bergerak ke pos pendaftaran yang lokasinya tidak begitu jauh
dari tempat kami istirahat tadi. Hati saya tidak berhenti mengucapkan
doa dan harapan kelancaran pendakian. Karena saya tidak ingin terlarut
larut dalam kegembiraan yang sangat. Sementara teman kami Mange dan 2
teman lain menunggu di pos pendaftaran. sepertinya Mange dapat kabar
bahwa satu orang lagi menyusul dari Jakarta dan sedang dalam perjalanan.
Jika ia datang bergabung maka genaplah jumlah kami menjadi 30 orang
anggota. Teman teman yang menunggu di pos pendaftaran adalah mereka yang
sudah berpengalaman mendaki sehingga mereka menjamin dapat menyusul
rombongan kami yang berangkat duluan didepan.
Belum lama berjalan mendaki, saya sudah
mencopot topi yang saya pakai karena keringat yang mulai menderas
mengucur. Jantung saya sudah memperlihatkan tanda tanda detak yang
mulai bergerak cepat. Irama nafas juga keluar masuk dengan ritme bit
yang lebih tinggi. Saya berusaha tenang menapaki jalur pendakian yang
terus menanjak. Sementara pemandangan hamparan kebun milik warga yang
sangat luas itu begitu menggoda kamera ponsel saya. Ini belum satu jam
kita berjalan mendaki. Saya berharap ada yang berteriak berhenti minta
istirahat sekedar mengambil nafas supaya teratur. Tapi belum juga yang
berteriak minta itu.
Kalau yang berteriak minta istirahat itu
saya, pasti teman teman akan meledek saya. Saya diam saja, cukup
berbisik berdoa dalam hati kepada Tuhan supaya ada yang minta berhenti
sejenak agar saya dapat ikutan istirahat juga..
Walhasil doa saya terkabul, teman salah satu wanita dari kami merasa
harus membenarkan posisi carrier yang ia bawa sehingga terpaksa kami
berhenti sejenak untuk menunggu sambil istirahat. Kesempatan itu saya
langsung gunakan untuk duduk di rerumputan padahal sebenarnya ingin
rebahan karena jantung terasa hampir copot. Ini belum satu jam berjalan,
saya belum betul betul bisa beradaptasi, mungkin hanya kaget.. Ujar
saya dalam hati sambil elus elus dada..
bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar