Page

Minggu, 09 Juni 2013

Pendakian Gunung Gede 4

 
 
 
Purnama, ketika bebatuan terjal berhasil mengusir rasa kantuk saya di sepanjang jalur maut itu akhirnya terang bulan purnama menyambut kami rombongan di pos pertama. Disini masih padat penduduk dengan suasana satu dua warung masih terbuka menjual makanan yang sengaja di persiapkan untuk para pendaki. Bahkan ada seorang pedagang kaki lima menggelar lapak menjual sarung tangan dan beberapa aneka topi kupluk. 

Pos pertama masih berjarak 300 meteran terletak diatas agak menanjak curam dari tempat kami turun dari angkot. Disana tersedia beberapa tempat istirahat cukup luas untuk rombongan kami yang berjumlah 29 orang.
Sebetulnya tempat ini adalah warung warga setempat yang kebetulan tutup karena memang sudah lewat larut malam alias dini hari.  Fasilitas toilet dan kamar mandi juga lengkap. Saya tidak membuang kesempatan untuk memanfaatkan toilet yang berjajar itu. Ini pasti toilet terakhir. Kata teman saya. Setelah dari sini sampai ke puncak gunung hanya akan ada semak belukar dan alang alang untuk  dijadikan wc umum. Tinggal memilih tempat yang pas dan nyaman untuk sebuah hajatan besar. Mungkin semakin jauh memilih tempat dari track pendaki semakin nyaman karena semakin tidak kedengaran orang saat "ngeprint" dan sedikit kentut. Tapi resiko hilang di hutan setelah itu juga besar. Sementara saya memilih disini saja, di pos pertama.  

peserta rombongan memilih tempatnya masing masing untuk istirahat. Karena memang rencananya kami berangkat dari pos ini pagi hari nanti sekitar jam 7.00 tepat.  Masih ada beberapa jam untuk merebahkan badan untuk tidur sejenak. Saya istirahat ditempat yang paling pojok dari sisi sisi warung itu. Suasananya agak gelap dan lembab karena embun pagi yang dingin. Tidak lama kemudian suara adzan subuh terdengar jelas dari pengeras suara masjid yang tidak jauh dari tempat kami istirahat. Sebetulnya saya tidak benar benar tidur disitu. Tempat yang saya kira nyaman ternyata nyaman juga untuk para nyamuk. Suara dan gigitan para nyamuk lumayan sangat mengganggu istirahat saya. Yang terlebih mengganggu lagi adalah suara teman teman yang saya dengar bahwa di warung tidak jauh dari situ sudah dibuka untuk sarapan pagi dan minuman hangat. Kalau yang ini saya pasti terbangun beranjak untuk sarapan. 

Setelah usai sarapan dan segelas teh hangat saya menuju masjid untuk shalat subuh.  Ada kecelakaan kecil ketika menuju masjid. Sepatu saya tergelincir karena jalan licin dan tidak datar menyebabkan jatuhlah tubuh saya ditempat itu. Untungnya saya pakai sarung tangan tebal sehingga tidak ada yang luka. Lebih untung lagi tidak ada yang melihat saya jatuh waktu itu. Tentu memalukan bila terjadi di hadapan orang banyak. Namun, saya dapat pelajaran berharga dari kejadian itu. Bahwa sepatu gunung yang saya kenakan tidak cocok untuk jalan berbatu lebar karena di bagian bawah sepatu mirip dengan sepatu bola yang banyak pool hanya cocok di medan bertanah. Sungguh Tuhan mengajari saya jatuh dulu untuk tidak jatuh kembali kemudian hari. Ini kata hati saya, lumayan untuk sekedar menggembirakan..  

bersambung..

Tidak ada komentar: