Page

Kamis, 19 Januari 2012

Mazhab Tarekat



Seorang Kyai di salah satu pesantren di daerah Kediri berbicara pada pertemuan siang didepan para santri senior. Ia mengatakan bahwa kalau ada seseorang ingin berangkat ke Jakarta dengan mengendarai gerbong kereta, berarti ia sama dengan ber Islam dengan menganut salah satu madzhab. Untuk orang seperti kita, lebih baik naik rombongan gerbong saja daripada pusing sendiri memilih lewat arah mana menuju jakarta. Apalagi tidak cukup punya ilmu untuk kenal arah mana dan lewat mana ke jakarta itu.

Istilah madzhab yang asal katanya adalah zahaba bermakna pergi. Maka mazhab dapat diartikan sebagai tempat tujuan pergi. Sepertinya cocok sekali perumpamaan yang dipakai oleh sang kyai untuk menggambarkan kata tsb. Kata ini memang sangat populer untuk aliran fiqhiyah. Dimana fiqih adalah salah satu ruang dalam islam yang berbicara tentang hukum syariat beserta tata cara ibadah. Baik ibadah sosial maupun ibadah personal hamba kepada Tuhannya.

Ada istilah lain dalam islam yang tidak kalah populernya dengan kata Mazhab. Yaitu istilah tarekat. Asli kata ini  berbunyi thariqah atau thariq yang bermakna tata cara atau jalan. Sebenarnya kata syariat juga bermakna jalan. Meski kata syariat berbeda makna pada bentuk jalan yang lebih besar dari thariq. Seperti perbandingan jalan utama dalam kota atau disebut jalan raya dan jalan di pedesaan.  Dimana ukurannyalah yang berbeda. Jalan raya lebih besar, lebar dan ramai sementara jalan pedesaan lebih kecil dan cenderung sepi.

"Setiap orang pasti bersyariat dan belum tentu semua yang bersyariat itu juga bertarekat.."  Saya sering dengar kata ini.

Lalu apakah tarekat?

Kata teman saya, " Anda tidak mungkin melukiskan apa yang dibicarakan tarekat terkecuali anda seorang pelaku didalamnya.. Bagaimana mungkin seorang hamba sahaya dapat dikasihi oleh tuannya dapat dilukiskan dengan kata kata. Ini urusan rasa dan akhlak. Dimana norma, nilai, juga semacam rasa takut, cemburu, jatuh cinta, rindu tidak dapat dirumuskan oleh suatu hukum dan aturan.  Meskipun bisa, tetap saja anda harus mencicipi rasa sambel untuk tau rasanya.
Maka yang dibicarakan dalam hal tarekat ini adalah panduan untuk menemukan partikel sambel, ramuan apa saja yang diperlukan, alatnya, berapa dosis dari cabai dan jenisnya serta cara mengaduknya hingga menjadi satu kesatuan utuh sampai partikel tersebut sudah dapat dikatakan sambel. Silahkan anda ceritakan rasanya.." 

Menurut saya, istilah tarekat sebenarnya sama maknanya dengan kata mazhab tadi. Ketika seseorang merasakan salah, kerinduan, cinta kasih terhadap sesuatu, selalu saja orang itu dapat melampiaskan perasaannya terhadap apa yang dirasakan. Mereka punya cara tersendiri untuk memanage rasa. Nah.. Cara orang orang inilah yang  diikuti banyak orang dikemudian hari.
Tidak heran kedua istilah tersebut selalu diikuti nama seseorang dibelakangnya. Seperti mazhab imam syafi'i, hambali, hanafi dan maliki. Atau tarekat naqhsabandy, sadzali dst.. Tidak suatu hal yang mustahil apabila anda mempunyai cara pengungkapan rasa atau memiliki sebidang ilmu yang kemudian cara cara anda juga diikuti orang lain pada suatu saat nanti. Asalkan.. Anda benar benar menuju Jakarta dan sudah sampai disana dengan cara yang baik..

Nurani

Dont follow your heart...!!


Nurani merupakan kependekan dari nur, yang berarti cahaya. dan aini yang berarti mata. Yakni pancaran cahaya yang bersumber dalam hati manusia. Sebut saja qalbu.. Beberapa ahli tasawuf menyebut qalbu ini merupakan bagian dari sisi ruhani manusia. Ia kerap diartikan hati. Yang dimaksud hati bukanlah berupa hardware manusia yang berbentuk gumpalan daging yang terdapat didalam badan manusia. Ya.. Ia ruhani. Software.. Perangkat lunak dari sistem teknologi yang terdapat pada manusia.

Ada beberapa lapisan dari kata qalbu. Dan beragam nama pula pada lapisan qalbu tsb. Tapi.. Kali ini saya tidak menulis tentang nama dan istilah qalbu beserta penjabarannya.
Kalau kalimat qalbu kemudian disebut juga nurani maka ada kemiripan fungsi dari perangkat keras manusia yang disebut panca indra. Nurani kadang diartikan juga sebagai pandangan mata hati. Selain bisa memandang, qalbu juga bisa mendengar, merasa,menyentuh atau tersentuh dan masih banyak lagi. 


"Gunakan kata hatimu.." 

"Pakailah hati nuranimu.."

Kata kata ini seringkali kita dengar dibeberapa peristiwa kehidupan. 
Ia seolah cahaya kebenaran yang dimiliki dari dalam dasar lubuk hati manusia. Ia seolah tolok ukur benar atau tidaknya suatu perkara. Ia seolah kebenaran sejati ketika manusia dihadapkan dalam memilih sesuatu yang benar atau tidak..
Kalau memang begitu adanya, ketika manusia mempunyai kebenaran sejati dalam dirinya, maka buat apa susah payah para nabi dan rasul dikirim untuk menegakkan kebenaran Tuhan? Sesuatu yang sia sia juga Allah menurunkan Kitab Nya lewat para utusan yang Ia dipilih.

Konon, dahulu ketika manusia mempercayai suatu tradisi bila seorang ibu melahirkan anak perempuan maka ia langsung dibunuh. Karena menurut tradisi setempat pada waktu itu bahwa mempunyai anak perempuan merupakan aib keluarga. Mereka merasa bersalah jika mereka membiarkan hidup para anak anak perempuan. Hati nurani mereka merasa malu. Juga sebaliknya, jika yang kemudian lahir adalah anak laki laki maka menjadi bangga lah mereka..
Sebenarnya pada zaman sekarang pun masih ada kasus demikian dengan model yang berbeda. Sebagai contoh, di beberapa daerah di Indonesia saja, sampai hari ini masih terdapat suku suku yang masih tidak berbaju itu, pun tidak merasa malu, dengan santai mereka berjalan jalan ditempat umum tidak memakai celana. Tidak ada rasa bersalah pada hati nurani mereka.
Pada zaman sekarang, seorang akan merasa malu dan bersalah jika mengenakan pakaian yang dianggap tidak cocok pada moment tertentu. Lalu, di mana letak kebenaran sejati? Apakah itu merupakan hukum peradaban modern dengan beraneka ragam tradisi yang dibuat dan disepakati oleh manusia itu sendiri. Sehingga ia menjadi hukum tertulis atau pun tidak tertulis yang baku. Ketika hukum tersebut dilanggar, maka muncullah perasaan bersalah pada manusia.

Seorang Kyai besar berkata di hadapan ribuan santrinya pada saat pengajian umum. "saya tidak yakin, apakah kita benar benar sesuai dengan pendidikan yang kita jalani ini dengan apa yang dimaksud pendidikan oleh Allah dan Rasulullah.." padahal, Kyai ini cukup sukses diakui oleh berbagai macam negara dengan sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di pesantrennya.

Dari kata kata Kyai ini sebenarnya memakai tolok ukur yang sangat tinggi. Ia memakai kata Allah dan Rasulullah untuk standarisasi mutu dan sistem pendidikan. Lalu bagaimana dengan Hukum Negara? Hukum Sosial? Atau norma norma kehidupan yang dibuat berdasar standar kesepakatan filosofi yang bersumber dari manusia itu sendiri. Jangankan dari Allah, dari Manusia Agung seperti Rasulullah saja tidak... 

Rabu, 18 Januari 2012

Jalan Sirun ( 3 )



Matahari menggelincir kearah barat. Terik panas mentari berangsur surut. Terdengar seretan suara sapu lidi didepan halaman rumah samping warung berdinding bambu. Deru suara angin bergemuruh lewat gesekan daun rimbun pohon besar dibelakang mushalla.. Wanita tua terus saja menyapu lantai tanah tanpa menegur dua lelaki yang duduk dibangku kayu. Sirun memperhatikan suasana depan rumah Mbah Marin yang masih sepi. Sepertinya beliau tidak ada dirumah. 

Sirun menyapa dua lelaki yang duduk dibangku kayu. "sedang menunggu mas? Tinggal didaerah sini atau datang dari jauh? 

"betul mas, kami datang dari daerah Tambun.. Sudah dari tadi menunggu Mbah Marin. Tapi Beliau belum juga datang. Tadi dapat kabar Beliau sedang pergi. Tapi tidak ada yang tau kemana perginya. Kami sudah menanyakan Bang Jawir, ia pembantu Mbah, mestinya ia tau kemana perginya. Padahal, saya sudah lima kali kesini, tapi belum pernah ketemu Mbah Marin. Susah bertemu beliau mas " kata lelaki berbaju biru yang setelah Sirun berkenalan ia bernama Ahsan. Lelaki satunya bernama Rasyid. 

"kalau mau kesini.. Biasanya harus sowan dulu ke Makam Syekh Alydrus Luar Batang , jangan lupa kirim al Fatihah buat Rasulullah, Shohibul Makam dan pasti ke Mbah Marin. Kalian pasti baru pertama kali kesini ya? Saya kasih tau caranya memang seperti itu.. Sudah pernah kesana?? " Ujar Lelaki berpeci putih sambil membawa segelas kopi hitam yang tiba tiba muncul dari balik warung berdinding bambu. Lelaki berambut gondrong tersebut hampir sekujur tubuhnya diselimuti gambar tatto.  tiba tiba ia duduk bersama mereka..  

"Oo.. Mungkin itu yang membuat kami gagal bertemu Mbah Marin selama ini, jadi Mestinya kami ziarah ke Makam Luar Batang dulu ya.. " Ujar Rasyid kepada Bang Jawir.. 

"Memangnya siapa yang menyuruh kalian datang kesini?" Tanya Bang Jawir kepada Rasyid dan Ahsan.

"Guru kami di daerah Tambun Bang.." 

"Kalau kamu.. Siapa namamu??" 

"Saya Sirun Bang.. Saya tidak disuruh siapa siapa, hanya ingin silaturrahmi saja."

"Oo.. Memang tau darimana?"

"Saya tau dari mimpi bang.. Sebelumnya saya tidak tau siapa Mbah Marin.." 

Bang Jawir tidak tanya bagaimana cerita Sirun lebih rinci,  ia menyeruput kopinya. Sambil membakar sebatang rokok kretek, Bang Jawir mengatakan bahwa memang sudah banyak yang datang kesini dengan cara yang aneh. Ceritanya sangat banyak. 

"termasuk dengan cara mimpi kamu itu." Kata Bang Jawir.  





Bersambung..

Selasa, 17 Januari 2012

Remeh jariyah Dua







Dulu.. Ketika bertemu teman lama didaerah Karawang, teman saya mengajak berkenalan dengan salah satu sesepuh didaerah setempat. Ketika mengobrol ngalor ngidul, sampailah titik pembicaraan tentang agama. Entahlah.. Saya lebih suka menyebutnya agama. Tepatnya seputar Tasawuf.. 


Ditengah asyik beliau bercerita tentang "Hakekat" segala sesuatu, tiba tiba ia terdiam sejenak. Kemudian seperti menerawang ke langit dan  berkata. "Sudah ya.. Sampai disini saja. Saya tidak bisa melanjutkan lagi pembicaraan yang kita bahas.. kita beralih ke pembicaraan yang lain saja.."

Saya terdiam. Kemudian dengan rasa penasaran yang tidak diungkapkan, saya menoleh kearah teman saya dengan tanda tanya dikepala. Teman saya yang melihat tanda raut muka penasaran saya, tiba tiba ia berbisik. "Nanti saja biar aku jelaskan.." 

Konon katanya, Beliau Sang Tetua daerah yang tadi memotong pembicaraannya sendiri takut akan apa yang terjadi seperti pada  masa Syeikh Siti Djenar. Bahwa interpretasi murid Sang Syekh berbeda dikemudian hari dengan pemahamannya sendiri tentang  pembahasan tentang "hakekat" segala sesuatu. Dimana mereka yang berbeda itu ternyata bukanlah benar benar murid Sang Syekh. Melainkan hanya beberapa orang yang hadir sekali dua kali saja saat pengajian rutin. Artinya, mereka mendengarkan pembahasan secara parsial, tidak seutuhnya. Yang jadi celaka adalah ketika ilmu yang diterima secara parsial tersebut dijadikan pemahaman serta kongklusi dini yang serta merta..  apalagi disebarkan..

... Aku termenung lama dalam kendaraan menuju Jakarta sampai tiba tiba sadar, tenyata sudah sampai.. " Terima kasih sudah diantar pulang sampai depan rumah, mau mampir kah??  kapan kita kesana lagi...?? " Kataku.

Jumat, 13 Januari 2012

Jalan Sirun.. ( 2 )





Sirun melaju sepeda motornya pelan . Ia memasuki kawasan kediaman Mbah Marin. Jalan yang tidak beraspal disertai dedaunan kering yang jatuh berserakan. Terik matahari berganti teduhnya pepohonan rindang. Sirun menoleh ke arah kanan jalan yang menyerupai lapangan agak besar disertai semak semak dipinggirnya. Dipojok, terdapat gubuk kecil mirip pos ronda. Tidak ada seorangpun disitu. Hanya sebuah tikar dan dua buah bantal dengan beberapa sampah kulit kacang tanah yang bertebaran. 

Sepertinya itu tempat berkumpul orang orang yang berkunjung ke daerah sini. Dibelakangnya, sebuah kolam ikan berukuran sedang, hampir panjang dan lebarnya tiga kali lipat dari ukuran pos ronda yang sengaja diletakkan dibibir kolam. Setengah pondasinya didalam kolam dan setengahnya lagi diluar. 

Pos yang penuh coretan dengan warna  yang tidak beraturan. Beberapa  juntaian tali  yang diikat  kesana kemari. Tali yang membentang diantara tiang itu  terdapat ikatan ikatan kecil ditengahnya  berbentuk simpul lingkaran kecil berjajar.  "Pandanganku menatap aneh ketika jaring jaring jala nelayan terbentang diantara dua pohon besar. Juga beberapa benda yang menggelantung.. Sangat aneh."

"Itu mushala nya..!!" 

Sirun menuju mushala berwarna hijau yang pagarnya juga penuh coretan warna warni.
Coretan  Spidol hitam, biru, pilok warna emas, merah menghiasi tembok bangunan mushala.. Sangat jarang tempat ibadah yang di coret coret seperti itu. 

"Kenapa tidak ada yg menghapusnya? " tutur Sirun dalam hati. 

Dua lelaki duduk di bangku kayu depan warung yang tak dibuka. Sirun hanya melempar senyum kearah dua lelaki itu, konsentrasinya masih mencari cari yang mana rumah Mbah Marin. Tepat di depan Mushalla samping bekas bangunan warung berdinding bambu terdapat sebuah rumah tua.

"Aneh! Apakah ini rumah Beliau? " 

Sirun menatap rumah tersebut dengan penuh pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana tidak? Kondisi rumah yang tidak berpintu dan hanya ditutupi selembar korden usang. Dinding rumah banyak sekali coretan tak beraturan, kali ini bukan hanya tulisan berwarna, tapi juga gambar gambar aneh yang sungguh tidak ia pahami. Seperti coretan anak anak pada dinding rumah. Terlebih lagi terbentang diatas tiang depan rumah beberapa jala nelayan, bentuknya usang. Tali yang diikat ikat seperti yang terdapat dipos tadi terdapat dimana mana. Jumlahnya pun lebih banyak. Karung karung yang ditempel didinding entah berisi apa juga menambah kejanggalan. 

Rumah itu terlihat sepi.. Tidak ada banyak aktifitas kecuali lalu lalang orang lewat depan rumah yang merupakan jalan umum antara rumah beliau dan Mushalla. Sirun berwudhu dan shalat ashar..  Ternyata coretan tidak ada dalam Mushalla.. Hanya diluarnya saja..  

Konsentrasi Sirun pecah usai shalat.. Pikirannya masih bertanya tentang tempat itu. biasanya, ia duduk agak lama sambil berdzikir dalam hati seusai shalat. Tidak terasa lelah setelah satu jam berkendara untuk sampai ketempat itu. Tapi rasa penasaran yang sangat mengalahi keinginannya untuk sekedar meluruskan kaki istirahat. 

"ah.. Jangan sampai aku terlalu nafsu ingin cepat cepat menemuinya, bisa saja ia benar orang suci. Dan kesucian tidak akan dijumpai dengan hasrat nafsu besar manusia. Atau aku akan kecewa bila keinginan dan harapan berlebih tetap aku pelihara dalam dadaku.. " Sirun menatap kosong kearah rumah Mbah Marin lewat jendela mushala.



Bersambung...

Kamis, 12 Januari 2012

Kultwit #alQadar.





1. Kultwit malam Qadar berdasarkan surat Alqadr dengan beberapa tafsir dan ta'wil (pribadi) #alQadar.

2. Pertanyaan seputar lailatul qodar sering terlintas dibenak semua muslim.  Sama seperti isi surat alQadr yang juga ada pertanyaan. #alQadar.

3. Kata "lailah" (malam), bentuknya mufrad, atau tunggal bukan jamak, jadi proses terjadinya dalam semalam. #alQadar.

4. Bukan berarti semalam maksudnya hanya 1 malam dalam 1 tahun. Misal kalau malam ini ada, trus besok gak ada lagi #alQadar.

5. Kita harus mengerti dulu kalau lailatul qodar itu sifatnya sangat personal. Bukan umum.. #alQadar.

6. Personal itu misal seperti mimpi, kan sangat personal tidak ada yang tau selain si pemimpi #alQadar.

7. Banyak keyakinan bahwa lailatul qodar itu terjadi pada tanggal2 tertentu. Padahal itu hanya tanggal yang berpotensi saja. #alQadar.

8. Apakah malam qodar itu terjadi hanya bulan ramadhan? Tidak. Quran tidak sebut waktu kapan turun. #alQadar.

10. Kalau ada hadist sebut malam Qodar itu tanggal tertentu, bisa jadi itu malam yang berpotensi, jadi bukan pasti  hanya tanggal2 itu saja #alQadar.

11. AlQuran hanya menyebut waktunya malam sampai batas Fajar. Bukan tanggal atau hari #alQadar.

12. Jadi, hari lain sangat mungkin ada Lailatul Qodar, bukan hanya tanggal2 tertentu pada bulan ramadhan. #alQadar.

13. Kenapa terjadinya Qodar itu malam hari? Krn ia bersifat rohani, pada waktu malam,  jasad biasanya tidur. #alQadar.

14. Pengalaman ruhani biasanya tidak terjadi ketika jasad aktif. Rumusnya, jika alam sadar maka aktif alam ruh lemah, juga sebaliknya. #alQadar.

15. Siapa yang jumpa Malam Qodar, ia tidak sedang aktif jasadnya, alias tidur. ini peristiwa ruhani bukan jasadi #alQadar.

16. Dipikiran kita, jumpa malam Qodar itu seperti ketemu jin disinetron atau iklan. Malaikat tiba2 menjelma didepan muka. #alQadar.

17. Kalaupun sedang dalam keadaan sadar ia pun akan ditidurkan dulu, baru proses. #alQadar.

18. Apakah Qodar itu? Malam takdir atau malam penentuan? Apa yang ditentukan? #alQadar.

19. Saya mengartikan kata Qadar itu Kadar, ukuran, dosis, unsur2, partikel, takaran, ingridiens. #alQadar.

20. Maka bagian2 partikel dan kadar manusia kan beda2. Ada nasib, umur, kejadian,fisik, lingkungannya, dsb. #alQadar.

21. Bahasa Qurannya "fi kulli amrin" disetiap urusan. Disetiap partikel2, takaran, apa saja yg berhubungan dengan dirinya. #alQadar.

22. Ukuran ketentuan (Qadar) kita sejatinya ditangan Allah, nah inilah yang dibocorkan olehNya pada malam itu. #alQadar.

23. Takdir itu tidak mesti kabar akan datang. Bisa jadi takdir kita dahulu. Yang ada pautannya satu dengan lain #alQadar.

24. Misalnya gini, dikasih tau takdir jadi dosen, juga diksh tau takdirnya dulu  sebenarnya ia keturunan ilmuan. dulunya. #alQadar.

25. Jadi Takdir yang dibocorkan itu merupakan kabar yang  meliputi masa lampau, kini dan akan datang. #alQadar.

26. Iya dong, mesti kita tau hasil juga ada alasan logis tentang kenapa hasilnya itu. Harus masuk akal. #alQadar.

27. Sifat kabar yang diberitakan itu general. Secara garis besar saja. Tidak rinci.. #alQadar.


28. Sesungguhnya "Kami" turunkan.. Kenapa bukan "Aku" turunkan kata Tuhan? Adakah keterlibatan makhluk lain diluar Tuhan? #alQadar 


29. Kata "Kami" mengandung keterlibatan fihak diluar Dzat  Tuhan. Bisa saja Malaikat, Ruh2, atau Nur Muhammad. #alQadar

30. Kami Turunkan.. Artinya Pihak ke 3 diluar Tuhan itu sengaja diturunkan. Tetap atas kendaliNya. #alQadar  
            
31. Apakah lailatul qodar itu? Malam takdir yang 1 malam lebih baik dari seribu bulan. #alQadar

32. Seribu bulan itu 81 tahun, jumlahnya 9, karena angka 8 dan 1 jumlahnya 9. Antara akal dan bathin bertemu. #alQadar

33. Atau 1000 bulan itu jumlahnya 1. Karena angka 1 +000 = 1. Ini hak Yang Maha Esa. Manusia tidak bisa menentukan. #alQadar

34. 1000 bulan juga berarti bilangan yang sangat byknya. Dan ia lbh baik dari angka2 tsb. Ia sgt bernilai sampai tak trhingga. #alQadar

35. Ada kata tanazzal malaikat warruh.. Malaikat dan ruh saling turun. Bhwa ia seperti mimpi2 yg berfase2. #alQadar

36. Sy menyebutnya dimensi2 yang berbeda. Karena meski ruh dan malaikat sama2 cahaya, tetap beda dimensi.#alQadar

37. Ruh2 siapakah itu? Mereka adalah ruh2 orang2 suci yang berada didalam alam malakut. Seraya menyambut kekasih. #alQadar

38. Malaikat2 ini tidak bercakap2, juga ruh. Yg bercakap2 hanya Nur Muhammad. Krn Ia Rajanya Ruh. #alQadar

39. Semua makhluk dari ruh, malaikat dll hanya diperlihatkan saja. Percakapan diwakili oleh Nur Muhammad. #alQadar.

40. Bi'izni robbihim.. Dengan izin Tuhan (pengasuh) mereka, mereka itu ya Ruh2 orang2 suci nan shalih tadi. #alQadar

41. Allah memakai kata Rabb bukan kata Allah, Rab artinya Pengasuh, yg sejatinya ruh2 yg dimalakut tetap diasuh olehNya. #alQadar

42. Ingat, kata "izin" tentunya ini maksudnya iznillah, yang mana kbr itu boleh disampaikan. #alQadar

43. Izni Rabbihim.. Ijin Tuhan mereka. Yakni mereka makhluk2 yang turun dan yang diturunkan. #alQadar.

44. Kabar tentang apa sih? Segala kabar meliputi apa saja. Tentunya Rahasia segala rahasia dan kabar ttg hal ghaib. #alQadar

45. Rahasia segala rahasia adalah maksud sebenarnya yg tersimpan di lauh mahfudz. Berangkas file Tuhan dialam sana. #alQadar

46. Sdgkan kabar ghaib adalah kabar tentang zaman dahulu dan zaman yang akan datang. Ghaib bukan jin dan lainnya. #alQadar

47. Karena jin dsb. Berada dalam alam shahadah. Bisa terlihat. Buktinya ada jin yg tertangkap kamera. Kena! Deh.. #alQadar

48. Kulli amrin, setiap perkara.. Apakah kabar itu oleh satu fihak saja yg ngasih kabar? Tidak, sang hamba juga dlm keadaan sadar. #alQadar

49. Lho kok sadar? Kan tidur? Ya iya antara tidur dan tidak.. Ia bisa bertanya yg artinya otaknya juga bekerja. #alQadar

50. Kinerja otak saat itu sangat tinggi. Karena dgn waktu dan informasi yang terbatas ia bisa mengerti byk hal. #alQadar

51. Ada pengertian yang hakiki ketika ada dialog dgn Raja Ruh. Artinya ia aktif seperti halnya orang sadar. #alQadar

52. Tidak hanya dialog , krn ini juga masuk alam mimpi, ia juga diperkenalkan oleh situasi2. Misal keadaan surga dll. #alQadar

53. Sebenarnya ini adalah perjalanan frekwensi. Gelombang yang sama. Gelombang tuhan. #alQadar

54. Nah kata2 fajar ini lah yang sy sebut keterangan waktu yang dikbrkan oleh alquran. Kemungkinan 1/3 malm trakhir. #alQadar

55. Maka, prosesnya terjadi diakhir malam. Dan berakhir waktu shubuh. Sebelum fajar. #alQadar

56. Setelah mendapatkan kabar tsb. Maka hamba dalam keadaan aman. Artinya tambah percaya dan aman hidupnya. #alQadar

57. Aman dan selamat. Bahwa ia mendapat salam yg tak ternilai dari penduduk langit. Dgn cara dinyatakan. #alQadar

58. Maka pertanyaannya, siapakah orang2 yang mendapatkan malam itu? Apa syaratnya?  #alQadar

59. Orang yg mendapatkan malam itu tentu saja orang yg ditakdirkan Tuhan. Hak Nya.  #alQadar

60. Tidak ada seorangpun mampu menentukan siapa saja yg mendapatkan malam itu. Krn ini jelas hidayah besar.  #alQadar

61. Namun, tentu saja pasti ada sebab dan akibat terjadinya. Tentu ada syaratnya. Yaitu bersih.  #alQadar

62. Bersih maksudnya bersih lahir. Dan yg lebih utama adalah bersih bathin. Ingat ini perjalanan ruh.  #alQadar

63. Yang akan dijumpai meliputi ruh2 suci, Malaikat, Nur Muhammad. Tentu mereka sangat suci.  #alQadar

64. Logis jika hamba yang mengalami hal ini harus dalam kesucian bathin. Sebut saja ini merupakan peristiwa 1 frekwensi.  #alQadar

65. Jalan menuju suci diantaranya taubat. Suci bathin.  sedekah atau infaq itu suci lahir atau suci badan . Bersihkan harta.  #alQadar

66. Jangan berharap bertemu ruh2 suci tersebut kalau diri belum bersih. Bertemu orang suci yang masih hidup saja mungkin sulit.  #alQadar

67. Tidak ada guna bermunajat berharap ketemu kesucian2 tanpa langkah pembersihan diri dulu.  #alQadar

68. Jadi bukannya Tuhan tidak berkehendak untuk memberi hidayah. Hanya manusianya saja yang belum siap.  #alQadar

69. Siapa yang akan betah dan mau mampir kerumah kita kalau isi rumah penuh dengan kotoran?.  #alQadar

70. Wallahu A'lam.. Sekali lagi ini merupakan pandangan saya pribadi. Bentuknya tafsir. Hakekat Kebanaran hanya  milikNya. End.. #alQadar
   

Jalan Sirun.. ( 1 )





Sirun baru saja terbangun dari tidurnya. Ia duduk dibibir tempat tidur. Mengingat kembali apa yang baru saja dilihatnya dalam mimpi. Ia termenung. Berpikir entah apa yang ia akan lakukan. 
"Kalau bertanya, tanya kepada siapa? Siapakah orang itu? "Ia bergumam. 

Jarum jam menunjukkan jam dua siang. Rupanya ia tertidur sejenak. Tidak lebih dari satu jam. Tapi rasanya seperti tidur seharian. Badannya terasa sangat segar. Rasa lelah yang membuat ia tertidur setelah shalat dzuhur pun sirna begitu saja. Kecuali sisa sosok bayangan seorang lelaki yang baru saja ia temui dalam mimpi..

"Kemarilah nak.. Temui aku di Desa Wates, Aku bukan Kyai dan jangan pula panggil aku Wan Habib.. Kemari nak.."

Tetapi wajah lelaki itu seperti seorang lelaki keturunan Arab. Entah dimana Desa Wates tersebut. 
" Tetapi.. Suasananya sepertinya aku kenal. Jalan yang tidak terlalu besar, berbeton, beberapa pohon rambutan disisi kiri dan deretan toko disisi kanan berjajar diseberang menuju arah  rumahnya.. Tapi dimana ya? Sepertinya... Ah bukan! itu bukan benar benar desa perkampungan. Mmm.. Dimana ya?" Sirun bertutur dalam lamunan. 


"Aku tidak punya waktu lagi.. Hari ini hari liburku.. Dua hari lagi sudah masuk hari pertama bulan Ramadhan... tidak terbiasa aku kemana mana saat puasa.."

"Seingatku, jalan yang menuju arah kesana, daerah  perbatasan antara Jakarta dan Bekasi. Iya.. benar.. !! Sekarang aku ingat, waktu dulu ketika mengantar teman ke daerah Gempol. Iya benar.. Jalan itu mirip sekali..!! "

Tanpa berpikir panjang Sirun mengambil air wudhu.. Memang seperti itu sudah menjadi kebiasaannya jika hendak pergi kemana mana. Mengambil air wudhu.

"Bismillah.. Aku berangkat ke daerah gempol sebelah timur Jakarta "

Dengan berkendara motor Sirun berangkat menuju arah yang ia maksud. Perasaannya berkecamuk. Antara yakin dan ragu, percaya dan tidak percaya. Namun dibathin Sirun ada semacam dorongan menjumpai lelaki yang ia temui dalam mimpinya yang begitu kuat.

"Ah.. mungkin aku sudah gila! Karena mimpi saja aku harus mempercayainya. Ah sudah lah.. Sekarang aku sudah dijalan menuju kesana, kalau aku tidak mencarinya mungkin aku tambah gila karena penasaran.. Biarlah..! Yang penting aku usaha menemuinya. Aku sudah janji pada Tuhan. Aku sudah pasrah.. Aku sudah merelakan apa saja yang sudah dan akan terjadi. Aku hanyalah kapal layar. Hembusan angin merupakan tanda perintah, meski aku adalah nakhoda untuk ragaku sendiri. Entah apapun bentuknya. Aku sudah merelakan  hembusan angin yang mengarahkan aku kemana saja. Aku ingat kata kata siMbah dulu.. Manusia sesungguhnya diperjalankan,  karena hakekatnya bukan ia yang berjalan. Namun.. Ah! Entahlah.. Kalaupun tidak berhasil menemuinya. Aku sudah pertimbangkan. Paling tidak, aku rugi waktu dan tenaga, bukan merupakan mudharat besar bagiku ketimbang rasa penasaran yang sangat.."

Sirun tetap berkendara. Hatinya tetap perang dengan pertanyaannya sendiri. Kadang ragu kadang mantap. Tapi ia tetap berjalan.. Karena hidup merupakan perjalanan dan perjumpaan. Begitulah perinsip hidup Sirun.

Sampai tempat yang ia tuju, ia mengarahkan sepeda motornya kearah pedagang rokok pinggir jalan. "Mas, saya mau tanya, apa disekitar sini ada seorang Kyai? Emm.. Maksud saya orangnya sekitar umur tujuh puluh tahunan berpakaian Kyai atau Ustad? Mungkin juga sesepuh daerah sini..??"
Setelah menanyakan dengan sedikit menceritakan wajah lelaki yang ia maksud pada penjual rokok pinggir jalan, pedagang tersebut mengatakan, mungkin yang sampeyan maksud itu seorang sesepuh bernama Mbah Marin. Beliau mirip sekali apa yang barusan mas ceritakan. Menurut warga sini Beliau seorang Waliyullah, tapi beliau jarang dirumah.. bersyukur kalau dapat menjumpainya. biasanya orang kembali lagi tidak jadi bertemu Beliau setelah tidak sabar menunggu lama di teras depan rumahnya atau di mushalla. "

"Rumahnya dua gang lagi dari sini sebelah kiri. Kalau sudah ketemu gangnya. Masuk saja Mas, disana ada Mushalla. Nah rumahnya didepan Mushalla itu.."

"Baik, terima kasih, mudah mudahan benar.. saya berangkat dulu. Terima kasih mas.."

Bersambung..

Senin, 02 Januari 2012

Mangling Warno 2012








Semuanya akan mangling warno. Baik terlihat jahat, jahat akan terlihat baik. Semua orang menipu sekaligus tertipu. Jangan terburu buru.
Orang biasa bisa jadi dewa, sementara ketololan didewa dewakan. Jangan cepat membuang sesuatu atau nafsu memungut sesuatu.
Baik tutur bahasa. Santun berbicara. Seperti berilmu. Mendapat simpati. Padahal dia setan sejadi jadinya.. Ketika kau tidak melihat dia.
Sementara orang jujur berprilaku sederhana. Tidak berani menampakkan. Ia robek bajunya sendiri. Dimusuhi dan dicurigai..
Kalau apa apa sudah berdasarkan nafsu. Pasti tidak akan untung. Awalnya berharap. Ujungnya penyesalan. Buntung.
Sebaiknya kau terima tapi kau tidak ambil. Kau tidak pegang. Tapi jangan dibuang.
Orang berilmu saja masih kena tipu. Pura pura punya ilmu itu malah menipu. Bedanya hampir tidak kentara.
Bersyukur siapa yang diberi anugrah dekat dekat dengan orang waskita. Siapa tau bisa masuk dalam lingkarannya. Karena setan sudah punya lingkaran lingkaran.
Niat manusia kebarat bilangnya ke utara, kadang ngaku ke timur, kadang ke selatan. Pas bilang ke barat sudah susah dipercaya.
Anak cucu pada nyari siapa leluhurnya masing masing. Kemarin kemarin berantem ternyata masih saudara. Saudara jadi orang lain. Orang lain jadi saudara.
Orang kaya lewat jalur merah ditagih janji. Tuhan sedang mencicil. Ada yang kolektif ada yang tidak. Kebakaran merupakan cicilan.
Kalau kena musibah jangan tertipu. Allah juga Maha Penipu. Disangka naik haji padahal lagi ditagih uangnya. Yg ditagih justru bangga.
Kalau kena santet jangan cari siapa pelakunya. Tapi kenapa Allah mengizinkan tenung itu masuk kedalam perut. Berarti luput dari naunganNya.
Malaikat tidak selalu putih menjelma membawa keberkahan. Kadang ia jadi pencuri yg masuk rumahmu. Kadang ia juga nipu uangmu.
Allah tidak dzalim kepada hambaNya. Bencana esensinya dari hasil tangan sendiri.
Allah bukan Ayu ting ting, tidak pernah salah alamat. Makna alamat itu penting. Tapi kitalah yang salah alamat. Alamat itu artinya tanda.
Pejalan kaki disangka ketidak suksesan. Yang naik mobil mewah padahal pusing tidak karuan. Semuanya tertipu.
Kere munggah bale.. Ingat dan sadar hanya milik beberapa orang. Ia bukan pakaian. Jarang orang mengenalinya.
Hampir semuanya jualan. Timbal balik. Yang penting sama sama untung. Sorban hanya pakaian. Apalagi status.. Kesempatan namanya.
Nama besar bikin orang tenggelam. Meski bukan miliknya. Meski hanya nyangkut. Benar itu milik benar. Bukan milik nama.
Kalau mau kaya jalan tercepat bernama munafik. Orang jujur tidak ada harganya. Tp tidak bisa dibeli. Itu yang asli.
Kalau ada orang hilang hartanya kemudian datang ke Kyai. Dan Kyai itu bilang bisa mengembalikan. Dia bukan Kyai. Dia dukun.