Page

Senin, 02 Januari 2012

Mangling Warno 2012








Semuanya akan mangling warno. Baik terlihat jahat, jahat akan terlihat baik. Semua orang menipu sekaligus tertipu. Jangan terburu buru.
Orang biasa bisa jadi dewa, sementara ketololan didewa dewakan. Jangan cepat membuang sesuatu atau nafsu memungut sesuatu.
Baik tutur bahasa. Santun berbicara. Seperti berilmu. Mendapat simpati. Padahal dia setan sejadi jadinya.. Ketika kau tidak melihat dia.
Sementara orang jujur berprilaku sederhana. Tidak berani menampakkan. Ia robek bajunya sendiri. Dimusuhi dan dicurigai..
Kalau apa apa sudah berdasarkan nafsu. Pasti tidak akan untung. Awalnya berharap. Ujungnya penyesalan. Buntung.
Sebaiknya kau terima tapi kau tidak ambil. Kau tidak pegang. Tapi jangan dibuang.
Orang berilmu saja masih kena tipu. Pura pura punya ilmu itu malah menipu. Bedanya hampir tidak kentara.
Bersyukur siapa yang diberi anugrah dekat dekat dengan orang waskita. Siapa tau bisa masuk dalam lingkarannya. Karena setan sudah punya lingkaran lingkaran.
Niat manusia kebarat bilangnya ke utara, kadang ngaku ke timur, kadang ke selatan. Pas bilang ke barat sudah susah dipercaya.
Anak cucu pada nyari siapa leluhurnya masing masing. Kemarin kemarin berantem ternyata masih saudara. Saudara jadi orang lain. Orang lain jadi saudara.
Orang kaya lewat jalur merah ditagih janji. Tuhan sedang mencicil. Ada yang kolektif ada yang tidak. Kebakaran merupakan cicilan.
Kalau kena musibah jangan tertipu. Allah juga Maha Penipu. Disangka naik haji padahal lagi ditagih uangnya. Yg ditagih justru bangga.
Kalau kena santet jangan cari siapa pelakunya. Tapi kenapa Allah mengizinkan tenung itu masuk kedalam perut. Berarti luput dari naunganNya.
Malaikat tidak selalu putih menjelma membawa keberkahan. Kadang ia jadi pencuri yg masuk rumahmu. Kadang ia juga nipu uangmu.
Allah tidak dzalim kepada hambaNya. Bencana esensinya dari hasil tangan sendiri.
Allah bukan Ayu ting ting, tidak pernah salah alamat. Makna alamat itu penting. Tapi kitalah yang salah alamat. Alamat itu artinya tanda.
Pejalan kaki disangka ketidak suksesan. Yang naik mobil mewah padahal pusing tidak karuan. Semuanya tertipu.
Kere munggah bale.. Ingat dan sadar hanya milik beberapa orang. Ia bukan pakaian. Jarang orang mengenalinya.
Hampir semuanya jualan. Timbal balik. Yang penting sama sama untung. Sorban hanya pakaian. Apalagi status.. Kesempatan namanya.
Nama besar bikin orang tenggelam. Meski bukan miliknya. Meski hanya nyangkut. Benar itu milik benar. Bukan milik nama.
Kalau mau kaya jalan tercepat bernama munafik. Orang jujur tidak ada harganya. Tp tidak bisa dibeli. Itu yang asli.
Kalau ada orang hilang hartanya kemudian datang ke Kyai. Dan Kyai itu bilang bisa mengembalikan. Dia bukan Kyai. Dia dukun.

Tidak ada komentar: