Page

Jumat, 13 Januari 2012

Jalan Sirun.. ( 2 )





Sirun melaju sepeda motornya pelan . Ia memasuki kawasan kediaman Mbah Marin. Jalan yang tidak beraspal disertai dedaunan kering yang jatuh berserakan. Terik matahari berganti teduhnya pepohonan rindang. Sirun menoleh ke arah kanan jalan yang menyerupai lapangan agak besar disertai semak semak dipinggirnya. Dipojok, terdapat gubuk kecil mirip pos ronda. Tidak ada seorangpun disitu. Hanya sebuah tikar dan dua buah bantal dengan beberapa sampah kulit kacang tanah yang bertebaran. 

Sepertinya itu tempat berkumpul orang orang yang berkunjung ke daerah sini. Dibelakangnya, sebuah kolam ikan berukuran sedang, hampir panjang dan lebarnya tiga kali lipat dari ukuran pos ronda yang sengaja diletakkan dibibir kolam. Setengah pondasinya didalam kolam dan setengahnya lagi diluar. 

Pos yang penuh coretan dengan warna  yang tidak beraturan. Beberapa  juntaian tali  yang diikat  kesana kemari. Tali yang membentang diantara tiang itu  terdapat ikatan ikatan kecil ditengahnya  berbentuk simpul lingkaran kecil berjajar.  "Pandanganku menatap aneh ketika jaring jaring jala nelayan terbentang diantara dua pohon besar. Juga beberapa benda yang menggelantung.. Sangat aneh."

"Itu mushala nya..!!" 

Sirun menuju mushala berwarna hijau yang pagarnya juga penuh coretan warna warni.
Coretan  Spidol hitam, biru, pilok warna emas, merah menghiasi tembok bangunan mushala.. Sangat jarang tempat ibadah yang di coret coret seperti itu. 

"Kenapa tidak ada yg menghapusnya? " tutur Sirun dalam hati. 

Dua lelaki duduk di bangku kayu depan warung yang tak dibuka. Sirun hanya melempar senyum kearah dua lelaki itu, konsentrasinya masih mencari cari yang mana rumah Mbah Marin. Tepat di depan Mushalla samping bekas bangunan warung berdinding bambu terdapat sebuah rumah tua.

"Aneh! Apakah ini rumah Beliau? " 

Sirun menatap rumah tersebut dengan penuh pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana tidak? Kondisi rumah yang tidak berpintu dan hanya ditutupi selembar korden usang. Dinding rumah banyak sekali coretan tak beraturan, kali ini bukan hanya tulisan berwarna, tapi juga gambar gambar aneh yang sungguh tidak ia pahami. Seperti coretan anak anak pada dinding rumah. Terlebih lagi terbentang diatas tiang depan rumah beberapa jala nelayan, bentuknya usang. Tali yang diikat ikat seperti yang terdapat dipos tadi terdapat dimana mana. Jumlahnya pun lebih banyak. Karung karung yang ditempel didinding entah berisi apa juga menambah kejanggalan. 

Rumah itu terlihat sepi.. Tidak ada banyak aktifitas kecuali lalu lalang orang lewat depan rumah yang merupakan jalan umum antara rumah beliau dan Mushalla. Sirun berwudhu dan shalat ashar..  Ternyata coretan tidak ada dalam Mushalla.. Hanya diluarnya saja..  

Konsentrasi Sirun pecah usai shalat.. Pikirannya masih bertanya tentang tempat itu. biasanya, ia duduk agak lama sambil berdzikir dalam hati seusai shalat. Tidak terasa lelah setelah satu jam berkendara untuk sampai ketempat itu. Tapi rasa penasaran yang sangat mengalahi keinginannya untuk sekedar meluruskan kaki istirahat. 

"ah.. Jangan sampai aku terlalu nafsu ingin cepat cepat menemuinya, bisa saja ia benar orang suci. Dan kesucian tidak akan dijumpai dengan hasrat nafsu besar manusia. Atau aku akan kecewa bila keinginan dan harapan berlebih tetap aku pelihara dalam dadaku.. " Sirun menatap kosong kearah rumah Mbah Marin lewat jendela mushala.



Bersambung...

Tidak ada komentar: