Bila suatu hari kami melihat langit tiba tiba hujan sangat deras dengan sambaran petir yang menggelegar. apalagi bersamaan dengan itu hujan ribuan katak entah dari mana asalnya, apakah ada kesempatan untuk menuduh kejadian mengerikan itu adalah Engkau telah dzalim kepada kami? Sebagian orang dari kami menyangka bahwa itu adalah ujian bagi kami, karena akibat dari semua itu adalah tenggelam rumah kami, roboh hati kami karena bencana. Musibah terdahsyat yang kami alami.
Bila suatu hari kami keluar rumah dengan niat buruk kemudian terancang dalam otak dan fikiran kami struktur rencana rencana menguasai orang lain demi kepuasan merampas harta dan martabat orang lain. Dan kemudian cara mengendarai kendaraan kami melaju sangat cepat tanpa patuh dengan rambu rambu lalu lintas di jalanan. Tanpa ada kontrol keadilan hak hak orang lain karena yang mengendalikan kemudi sebenarnya dalam diri kami adalah nafsu nafsu besar.
Lalu dengan niat jiwa dan cara dengan seperti itu ternyata kami terjatuh di jalan, menabrak sesuatu sehingga terluka. Apakah yang demikian itu kami masih punya kesempatan di lintasan fikiran kami bahwa kami adalah orang yang terdzalimi? Kami adalah orang orang yang mendapat musibah dari Tuhan? Itu semua adalah ujian yang setelahnya ada kemuliaan? Dan tidak ada sedetik pun kami menganggap itu sejatinya adalah adzab?
mungkin.. adzab terkecil dan paling awal adalah tidak ada kesanggupan memetakan ruang mana yang disebut ujian, musibah dan adzab personal..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar